Langsung ke konten utama

DIGITAL TELEVISION



Digital Television
Pada dasarnya digital television ini merupakan suatu jenis terobosan penyiaran televisi yang inovatif yang merubah proses transfer data analog menjadi transfer digital. Proses penyiaran (transfer data dari server ke Televisi) dilakukan melalui udara dan dikirimkan melalui bit data seperti transfer data pada komputer. Teknologi ini tentunya bukanlah hal yang terlalu baru. Akan tetapi, hal yang menarik adalah proses penyiaran ini dapat menghasilkan gambar dengan kualitas yang bagus atau dikenal dengan HDTV (high definition TV).

·         Frekuensi TV Digital 
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.
TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera vidio.
  • Sistem pemancar TV digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7 MHz dan 8 MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV Kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telpon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).
            Konsep dan teknologi mengenai digital Televison ini bukanlah sesuatu yang terlalu hebat apabila kalau hanya kita titik beratkan pada proses transfer datanya. Hal yang menjadi titik utamanya adalah bagaimana memadukan konsep teknologi transfer data ini dengan hasil output berupa gambar yang berkualitas tinggi pada televisi. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan persaingan teknologi antara dua negara adidaya dalam hal teknologi, yakni America dan Jepang.
            Teknologi HDTV ini pertama kali dikembangkan di Jepang, mereka mampu menggunakan teknologi pada tahun 1992 walaupun sebenarnya teknologi ini belum mampu digunakan secara massal di Jepang. Melihat perkembangan ini, negeri Paman Sam tentu saja tidak mau kalah dan melakukan berbagai riset untuk mampu menggunakan teknologi ini. Usaha yang dilakukan mereka berhasil, hal ini terbukti lewat keluarnya peraturan pemerintah di Amerika untuk mematikan semua saluran analog pada pada tanggal 17 Februari 2009 dan menggantinya dengan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. 
            Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Pada saat itu, siaran hanya berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Namun yang menjadi tonggak Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan. Dengan adanya perhelatan tersebut maka siaran televisi secara kontinyu dimulai sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau seluruh dua puluh tujuh propinsi yang ada pada waktu itu.
            Sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, TVRI yang mampu menjangkau wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat. Bahkan hingga sampai sebelum tahun 1990an, TVRI menjadi single source information bagi masyarakat dan tidak dipungkiri bahwa kemudian timbul upaya media ini dijadikan sebagai media propaganda kekuasaan.

            Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam ruang lingkup yang terbatas yaitu wilayah JABOTABEK saja kemudian daerah lain memanfaatkan decoder untuk merelay siarannya.

            Setelah RCTI kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru dimulai tahun 1993 kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 11 stasiun televisiyang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, Lativi, Metro Tv dan TV7.

Digital Television perspektif produksi & jalur distribusinya

·         Production
            perkembangan teknologi video digital dimulai pada pertengahan tahun 1980 an yang dipelopori oleh Sony Digital Betcam. Tetapi, hal ini baru bisa dinikmati oleh para konsumen secara massal pada tahun 1990 an setelah kemunculan Apple Quick time serta MPEG-1 dan MPEG-2 yang dipadukan dengan standar pemutaran video yang telah dikembangkan.
Teknologi video digital ini akhirnya mampu dikombinasikan dengan berbagai macam media perekaman digital yang ada saat ini, misalnya VCD, DVD serta teknologi perekaman terbaru yang ada saat ini yakni Blue-Ray. Kombinasi antara keduanya ini mampu memberikan dampak yang signifikan pada jumlah produksi film yang ada. hal ini dikarenakan media perekaman yang ada saat ini biayanya sangat murah apabila kita bandingkan dengan media perekaman digital sebelumnya yang menggunakan produksi 35 mm.
·         Distribution
            1. Satellite
Media distribusi menggunakan satellite merupakan media distribusi yang akan mampu menghubungkan dunia pertelevisian digital secara global. Distribusi dengan satellite ini menggunakan layanan satelit digital. Satelit televisi ini bekerja dengan menghubungkan sinyal dari stasiun bawah ke pemancar stasiun yang berada diatas. Jangkauan satelit ini sangat luas dan bisa mencakup wilayah hingga antar benua. Hal ini dimanfaatkan oleh stasiun-stasiun tv yang ada untuk menyiarkan tayangannya kesluruh penjuru dunia, misalnya saja al-Jazeera.
            2. Cable
Usia televisi dengan distribusi kabel dalam versi analog hampir sama dengan usia dari televisi semenjak pertama kali ditemukan. Distribusi melalui jalur kabel ini artinya adalah menghubungkan televisi yang ada dirumah dengan server yang ada melalui kabel-kabel (baik kabel yang dipasang dibawah tanah maupun yang ada di tiang-tiang listrik).
Distribusi melalui kabel ini sudah lebih dahulu digunakan sebelum digunakannya jalur distribusi satellite. Distribusi ini masih digunakan sampai sekarang untuk menyiarkan beberapa stasiun televisi yang berbayar. Tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, layanan yang digunakan untuk siaran tv berbayar pun sekarang menggunakan media satellite yang transfer datanya di proteksi agar tidak semabrang orang bisa mengakses kecuali dengan alat receiver (penerima sinyal) tertentu. Salah satu stasiun televisi yang sukses sebagai pelopor pengguna  jalur distribusi ini adalah HBO yang mengorbitkan acaranya pada tahun 1970 an di Amerika serikat.
            3. Web Based Digital Television
Perkembangan pesat yang ada pada dunia internet pada akhirnya berhasil dikombinasikan dengan layanan televisi digital. Pada jalur distribusi televisi digitalyang berbasis web ini, Sekarang bisa mengakses berbagai macam layanan yang ada pada televisi digital dengan menggunakan internet sebagai penghubungnya.
Jalur distribusi ini mungkin merupakan jalur distribusi yang mempunyai prospek yang paling cerah. Hal ini dikarenakan sistem distribusi ini mempunyai banyak keunggulan dibanding jalur distribusi yan lain. Jika pada jalur distribusi kabel dan satellite, produk yang dijual oleh stasiun yang bersangkutan hanya murni apa yang mereka siarkan saat itu, sedangkan dengan menggunakan jalur distribusi yang berbasis web ini, si pihak produsen akan menampilkan siaran televisinya di website dan menambahkan berbagai macam layanan informasi online lainnya.
4. DVD
DVD merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia distribusi televisi digital. DVD merupakan media yang digunakan untuk media perekaman video-video digital yang ada. Dengan kegiatan perekaman dapat mendokumentasikan berbagai macam video digital yang menarik. keberadaan DVD ini juga mampu memfasilitasi penyebaran berbagai macam informasi digital yang ada di saluran televisi. maksudnya begini, terkadang kita menemukan sebuah acara televisi luar negeri yang bagus. Akantetapi ,karena kendala bahasa kita tidak dapat mengerti informasi yang disampaikan dengan baik. hal ini dengan baik dimanfaatkan oleh produsen acara televisi tersebut untuk merekam acaranya kedalam DVD dan dilengkapi berbagai subtitle dari bebagai macam bahasa yang ada dan kemudian dijual kepada masyarakat dari berbagai negara.

Perbedaan Digital Televion & Analog

Televisi Analog/TV Analog merupakan televisi yang hanya dapat memproses sinyal analog. Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan atau frekuensi dari sinyal. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (National Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Sedangkan Televisi Digital/ TV Digital merupakan televisi dapat memproses sinyal digital dan sinyal analog. Televisi digital merupakan perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang akan ditimbulkan akan melemah dan penerimaan gambar dari stasiun menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, kebalikan dari analog. Siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Proses Penerimaan ke Pengguna
Pada proses penerimaan ke pengguna, perbedaan TV Analog dan TV Digital yaitu seperti berikut:
Pada TV Analog, untuk mendapatkan siaran televisi digunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena. Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk dan berbayang.
Sedangkan pada TV Digital, proses penerimaan sinyal gambar, suara, dan data yaitu menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi. Modulasi itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Cara Produksi
Menurut cara produksinya, TV Analog dan TV Digital berbeda dalam hal berikut:
Perangkat TV Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital.

Resolusi perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau bahkan di 780p atau 1080i / p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.
Dalam produksinya, TV Analog biasanya terbatas pada ukuran di bawah 30 inci karena membuat ukuran layar lebih besar menimbulkan tantangan yang lebih besar tanpa keuntungan nyata dalam kualitas gambar. Sementara TV Digital telah berkembang hingga dapat memiliki layar dengan ukuran lebih dari 50 inci.

Dampak & Konsekuensi Teknologi Digital Television

            munculnya televisi digital di Indonesia harus dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang menggunakan dan terbiasa dengan televisi telivisi analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah
1. Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan.
2. Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.
3. Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya.
4. Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Dan akses pada spektrum frekuensi
5. Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka
6. Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
7. Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.

8. Televisi di Indonesia telah menjadi alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik televisi digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa maupun pada pada anak – anak.
9. Dampak televisi bagi anak, Bagi orang dewasa, TV merupakan salah satu media instan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan bagi anak-anak, TV bisa jadi teman setianya di rumah selama ditinggal orang tuanya. Itulah sebabnya stasiun TV kemudian memasukkan acara anak-anak dalam program mereka.

Prospek Masa Depan Penyiaran Televisi Digital

Perkembangan teknologi penyiaran harus dipandang sebagai peluang untuk memperluas dan mengembangkan jangkauan jenis-jenis layanan penyiaran yang dapat disediakan bagi para pendengar dan penonton. Semula kita mendengar siaran radio yang dipancarkan lewat gelombang SW, MW, AM dan kini FM. Para radio broadcasters migrasi dari AM ke FM. Pada awalnya televisi disiarkan melalui VHF kemudian menjadi UHF. Orang nonton televisi hitam putih kemudian berkembang nonton televisi berwarna. Karena di Indonesia kanal-kanal frekuensi UHF sudah habis, maka frekuensi VHF yang ditinggalkan pemain lama, juga dilirik dan diincar pemain baru.
Di dunia pertelevisian, misalnya, setelah ditemukan sistem penyiaran terrestrial yang menggunakan gelombang elektromagnetik/spectrum frekuensi radio, kemudian dikembangkan televisi dengan platform kabel, yang dilanjutkan dengan platform satelit, bahkan kemudian dengan platform internet. Tatkala televisi bisa dipancarkan lewat internet, seperti halnya siaran radio di internet, maka kita sebenarnya sudah masuk pada isu konvergensi. Kasus ini pun menjadi perdebatan menarik di kalangan dunia penyiaran. Digitalisasi pertelevisian - kabel, satelit dan terrestrial - merupakan inovasi teknologi penyiaran yang menciptakan jalan yang menjanjikan suatu peningkatan dalam hal jangkauan dan keberagaman penyiarandi masa depan.

       Perubahan cepat teknologi penyiaran, terutama peralihan dari cara-cara pemrosesan dan transmisi secara analog ke digital, telah mentrasformasi landskap penyiaran di berbagai negara. Lanskap penyiaran Indonesia di masa depan perlu dimasukkan ke dalam roadmap penyiaran yang menjadi tugas regulator, bagaimana misalnya aspek ekonomi karena tuntutan revolusi teknologi penyiaran.



Layar yang ada pada televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Dari mulai perkembangan televisi layar datar hingga teraplikasikan pada handphone dan ipod. Bahkan saat ini layar komputer pun bisa kita gunakan untuk menonton televisi. Selain itu, bahkan tidak jarang pula orang menggunakan layar televisi mereka hanya untuk memainkan video game kesukaan mereka.
Fenomena ini mungkin disebabkan karena mudahnya akses yang bisa kita lakuakan terhadap saluran televisi yang ada.misalnya menggunakan Handphone milik kita. Hal ini tentunya merubah banyak kebiasaan masyarakat yang ada yang berkaitan dengan dunia pertelevisian, baik dari segi cara menontonyya, maupun dari segi yang lainnya.
Perubahan-perubahan ini masih akan terus berlanjut karena proses revolusi digital yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini, dan dunia digital television termasuk salah satu medan pertempuran utama dalam hal ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesenian Tari Topeng Jawa Barat

Kesenian Tari Topeng Tari topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon. Tari ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng. Konon pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian. Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan de

Perusahaan yang bergerak dalam bidang Informatika

Sebelum kita masuk ke dalam materi pembahasan kita kali ini, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu bisnis dan bisnis dalam bidang Informatika. Bisnis Pengertian Bisnis secara umum   adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun organisasi yang melibatkan aktivitas produksi, penjualan,  pembelian, maupun pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris, yaitu  “business”  yang artinya kesibukan. Dalam konteks sederhana, yang dimaksud dengan kesibukan adalah melakukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang memberikan keuntungan pada seseorang. Tujuan Bisnis Tujuan utama dari semua bisnis adalah untuk mendapatkan laba dengan memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Adapun beberapa tujuan bisnis adalah sebagai berikut: ·          Untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis. ·          Untuk pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. ·      

Jenis Jenis Game

1. Time Strategi atau sering disingkat RTS  adalah jenis game peperangan yang biasanya meminta pemainnya untuk mengatur strategi yang baik untuk memenangkan permainan. Dalam game tersebut Anda sebagai seorang pemain harus mampu mengelola sebuah negara atau tim yang Anda pilih, baik SDM-nya, SDA-nya, perekonomiannya, pemerintahannya, dan masih banyak lagi. Dalam game ini Anda diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak agar Negara yang Anda pimpin bisa lebih maju daripada yang sebelumnya. Keputusan yang Anda ambil akan menentukan kemajuan dari negara atau tim yang Anda pimpin. Contoh dari game RTS adalah Age of Empire, Rise of Nations, dan Warcraft. 2. First Person Shooter (FPS) First person shooter atau dikenal dengan singkatan FPS adalah jenis game online yang berhubungan dengan tembak-menembak dengan sudut pandang orang pertama. Dalam permainan ini Anda bisa memilih sendiri karakter yang ingin Anda mainkan karena setiap karakter memiliki kemampuan yang berb